BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu peranan yang amat sangat penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi saat ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi, menguasai dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar.
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata bahasaan indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis, sehingga informasi yang diharapkan dapat di sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.
Setiap karya tulis ilmiah (makalah, skripsi, laporan penelitian) dan wacana tulis dinas (laporan kegiatan, laporan tugas dinas) menerapkan aturan-aturan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). EYD memberikan salah satu dari beberapa pedoman yang ada, yaitu cara penggunaan tanda baca yang baik dan benar. Pemakaian tanda baca menjadi bahasan yang sangat penting, karena setiap karya tulis ilmiah membutuhkan tanda baca.
Kesalahan yang sangat fatal, apabila dalam penulisan suatu karya tulis ilmiah salah dalam pemakaian tanda baca. Masalah tersebut muncul akibat kurangnya ketelitian serta kurangnya pemahaman tentang tanda baca yang baik dan benar. Namun, masalah tersebut dapat dikontrol agar tidak menjadi kesalahan yang berkelanjutan. Perlu diketahui, bahwa tanda baca dalam EYD ada beberapa macam, antara lain: (1) tanda titik (.), (2) tanda koma (,), (3) tanda titik koma (;), (4) tanda titik dua (:), (5) tanda hubung (-), (6) tanda tanya (?), (7) tanda seru (!), (8) tanda kurung (( )), (9) tanda garis miring (/), (10) tanda petik (“…”).
Bahasa tulisan merupakan salah satu bentuk wacana yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya mensyaratkan seorang penulis untuk menguasai kaidah-kaidah bahasa, khususnya penggunaan EYD yang baik dan benar. Karena dengan pengusaaan terhadap kaidah EYD, dapat dipastikan pesan atau informasi yang disampaikan dalam tulisan dapat dengan mudah dipahami oleh pembacanya.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini penulis membatasi beberapa sub pokok bahasan meliputi:
1. Apa itu pengertian tanda baca?
2. Ada berapa jenis-jenis tanda baca?
3. Apa saja fungsi dari tanda baca?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diambil tujuan makalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan pengertian tanda baca
2. Untuk mengetahui jenis-jenis tanda baca
3. Untuk dapat mengetahui fungsi dari tanda baca
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PEMAKAIAN TANDA BACA
1. Pengertian tanda baca
Tanda baca menurut Ensiklopedia, dipahami sebagai berikut:
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan suara atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
Tanda baca menjadi sangat penting, karena dengan memperhatikan tanda baca dalam suatu aturan yang disepakati yaitu (EYD) memberikan peniliaian tersendiri terhadap hasil karya tulis ilmiah itu sendiri. Kesalahan pemakaian tanda baca dalam penulisan suatu kata akan berdampak terhadap arti kata itu sendiri.
2. Jenis-jenis tanda baca
Ada beberapa jenis tanda baca yang penting antara lain adalah:
a. Tanda Titik (.)
Titik (.) berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka. Ada beberapa pemakaian tanda titik yang biasa digunakan, antara lain:
1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya: •.Ayahku tinggal di Solo.
•.Biarlah mereka duduk di sana.
•.Dia menanyakan siapa yang akan datang.
•.Hari ini tanggal 6 April 1973.
•.Marilah kita mengheningkan cipta.
•.Sudilah kiranya Saudara mengabulkan permohonan ini.
2) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya: • A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
•1. Pemakaian Listrik
3) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detikyang menunjukkan waktu.
Misalnya: • pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
• 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
• 0.0.30 jam (30 detik)
4) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya: Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden. Balai Poestaka.
5) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepalakarangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Misalnya: • Acara Kunjungan Adam Malik
• Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD'45)
• Salah Asuhan
6) Tanda titik tidak dipakai di belakang
a) alamat pengirim dan tanggal surat atau
b) nama dan alamat penerima surat.
Misalnya: • Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
• Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik) atau
• Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
• Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
• Palembang (tanpa titik)
•Jakarta (tanpa titik)
•1 April 1985 (tanpa titik)
b. Tanda Koma (,)
1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
Misalnya: •Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
•Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko
•Satu, dua, ... tiga
2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang
satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata
seperti tetapi atau melainkan.
Misalnya: •Saya ingin datang, tetapi hari hujan
• Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim
3) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya: • ... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
• ... Jadi, soalnya tidak semudah itu.
4) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya: •O, begitu!
•Wah, bukan main!
•Hati-hati, ya, nanti jatuh.
5) Tanda koma dipakai di antara
a) nama dan alamat,
b) bagian-bagian alamat,
c) tempat dan tanggal, dan
d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan
Misalnya: •Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
•Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
6) Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang di balik susunanya dalam daftar pustaka
Misalnya: •Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949 Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
7) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya: W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
c. Tanda Titik Koma (;)
1) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya: Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran "Pilihan Pendengar".
d. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dalam pemakaiannya ada beberapa macam, yaiyu:
1) Tanda titik dua dipakai pada akhir pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian.
Misalnya: Antoh disuruh bapak membeli barang-barang seperti: kayu, paku, dan palu.
2) Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah
kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya: •Ibu : (meletakkan beberapa kopor) "Bawa kopor ini, Mir!"
•Amir : "Baik, Bu." (mengangkat kopor dan masuk)
•Ibu : "Jangan lupa. Letakkan baik-baik!" (duduk di kursi besar)
3) Tanda titik dua dipaka
a) Di antara jilid atau nomor dan halaman,
b) Di antara bab dan ayat dalam kitab suci,
c) Di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta
d) Nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya: • Tempo, I (1971), 34:7
• Surah Yasin:9
• Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
•Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara membina Bahasa Persatuan Kita?, Djakarta: Eresco, 1968.
e. Tanda Hubung (-)
1) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris.
Misalnya: Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru.
2) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya: Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
3) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
f. Tanda Pisah ( _ )
1) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
. Misalnya: Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah persepsi kita tentang alam semesta.
2) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 'sampai ke' atau 'sampai dengan'.
Misalnya: Tanggal 5-10 April 2014
Catatan: Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya
g. Tanda Elipsis (...)
1) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2) Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
h. Tanda Tanya (?)
1) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya: • Kapan ia berangkat?
• Saudara tahu, bukan?
2) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya: Ia di lahirkan pada tahun 1992(?)
i. Tanda Seru (!)
1) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya: • Alangkah seramnya peristiwa itu!
• Bersihkan kamar itu sekarang juga!
• Masakan!
j. Tanda Kurung ((...))
1) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Misalnya: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
2) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya: • Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
• Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
3) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya: Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
4) Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya: Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
k. Tanda Petik (“...”)
1) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya: Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya: • Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
• Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
3) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya: Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
4) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya: • Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
• Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
l. Garis Miring (/)
1) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya: • No. 7/PK/1973
• Jalan Kramat III/10
• Tahun anggaran 1985/1986
2) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya: • Dikirimkan lewat darat/laut (dikirimkan lewat darat atau laut)
• Harganya Rp25,00/lembar (harganya Rp25,00 tiap lembar)
m. Tanda Apostrof (‘)
1) Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya: • Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
• Malam t'lah tiba. ('lah = telah)
• 1 Januari '88. ('88 = 1988)
3. Fungsi tanda baca
Berikut ini adalah beberapa fungsi dari tanda baca:
a. Titik (.) berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka
b. Koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.
c. Tanda ((..)) kurung berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui oleh khalayak.
d. Tanda (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.
e. Tanda ("...") petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau percakapan dalam
f. Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.
g. Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.
h. Tanda (...-...) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu nilai.
i. Titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas kami tarik kesimulan sebagai berikut.
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan pada situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung, maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik dan benar dalam komunikasinya sehari-hari, masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah, sehingga bermula dari kesalahan- kesalahan tersebut dapat menjadi kesalahan yang sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata bahasaan yang akhirnya kesalahan tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan parahnya lagi hal tersebut menjadi membudaya dan di benarkan penggunaan dalam keseharian, untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan kepada masyarakat untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
B. Saran
Sebagai mahasiswa, pelajar, ataupun pendidik harus memahami penggunaan tanda baca secara baik dan benar hendaknya belajar dari fasilitas yang ada seperti media internet atau buku, agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan tanda baca dapat dicegah sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi XVI. Jakarta: Depdiknas & Balai Pustaka.
http://masagenprasetyo.blogspot.com/2013/07/makalah-pemakaian-tanda-baca-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar